Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan.
Sejak puluhan tahun yang lalu upaya meningkatkan mutu pendidikan sudah dilaksanakan. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan cara perubahan dan perbaikan metode dalam pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang pernah diterapkan seperti metode tata bahasa / terjemahan, metode membaca, metode audiolingual, metode integratif, metode tematik, metode kuantum, metode kunstruktivistik, metode partisipatori dan metode kontekstual.
Selain perubahan dan perbaikan metode dalam pembelajaran, peran guru juga sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai bahasa Indonesia dan pembelajarannya. Begitu juga, bahasa Indonesia semestinya menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswanya. Ketertarikan itu pada akhimya membawa siswa ke tingkat komunikasi yang lancar, komunikasi yang didasari oleh minat yang kuat dari siswa, keberhasilan seperti ini tidak luput dari metode yang telah dibangun oleh guru, maka sehubungan dengan hal penggunaan metode dalam pembelajaran saat sekarang, yaitu metode kontekstual.
Metode kontekstual dalam pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan metode pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan pemantapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga / masyarakat. (Ardiana, 2001)
Menurut Nur (2001) metode kontekstual memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan.
Metode kontekstual ini sangat cocok diterapkan dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, karena bahasa dan sastra sangat erat kaitannya dengan masyarakat, lingkungan, dan konteksnya. Pada kesempatan ini peneliti akan menitikberatkan pada pembelajaran sastra khususnya menulis cerpen.
Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan) (Musaba, 1994 : 3). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menulis memerlukan kesabaran, keuletan dan kejelian sendiri. Disamping itu, menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses pembelajaran, sehingga diperlukan sebuah proses panjang untuk menumbuhkan tradisi menulis.
Melalui keterampilan menulis, siswa harus mempunyai ide untuk menuangkan dalam bentuk karya sastra. Salah satu jenis karya sastra itu yaitu cerpen. Kebanyakan siswa dalam menulis cerpen mengalami kesulitan dalam memperoleh ide-ide yang cemerlang untuk bisa menuangkannya ke dalam bentuk tulisan.
Melihat kenyataan seperti itulah peneliti ingin memberikan kemudahan kepada siswa, diantaranya peneliti ingin menerapkan penggunaan metode kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar menulis cerpen, terutama di kalangan siswa kelas satu SMP Negeri 5 Banjarmasin. Dengan menggunakan metode kontekstual diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar menulis cerpen dan diharapkan pula siswa nantinya dapat termotivasi untuk menulis khususnya siswa di SMP Negeri 5 Banjarmasin.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan metode kontekstual dalam hal pembelajaran menulis cerpen siswa kelas satu SMP Negeri 5 Banjarmasin.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar