BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai usaha meningkatkan pendapatan
individu pada umumnya dan masyarakat daerah Wirosari pada
khususnya, penduduk di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan telah berusaha menciptakan lapangan kerja
sendiri, yaitu dengan mendirikan industri kecil genting. Keberadaan
industri kecil genting tersebut merupakan salah satu potensi yang
memiliki peran yang strategis didalam memajukan roda perekonomian
suatu bangsa.
Dalam kegiatan usahanya sebagian
besar penduduk di Desa karangasem Kecamatan Wirosari adalah di
sektor pertanian, baik sebagai buruh maupun sebagai petani. Karena hasil
di sektor pertanian belum mencukupi kebutuhan hidup dan guna menambah
pendapatan, maka mulailah mencari pekerjaan tambahan yaitu pada
industri genting. Industri genting tersebut mampu menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan bagi penduduk setempat dan
sekitarnya.
Industri kecil genting merupakan tulang
punggung perekonomian penduduk Desa Karangasem dan sekitarnya yang
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Dengan adanya
lapangan kerja tersebut sudah tentu akan memerlukan tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menjalankan faktor-faktor produksi yang bersangkutan
dan pada akhirnya dapat menyerap pengangguran di lingkungan sekitar
Wirosari.
Dalam menjalankan usaha, baik perusahaan
besar maupun kecil membutuhkan manajemen modal kerja yang efektif
dan efisien. Modal kerja merupakan unsur terpenting untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan, yang digunakan untuk
membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari yang dapat berubah sesuai
dengan keadaan perusahaan. Dengan adanya proses produksi yang lancar
dapat menghasilkan produksi yang sesuai dengan harapan para pengusaha,
sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan dan pada akhirnya
akan dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan tersebut.
Menurut Kamaruddin (1997:1) modal
kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan
apalagi bagi perusahan kecil, di samping itu modal kerja sangat
menentukan posisi likuiditas perusahaan dan likuiditas
adalah persyaratan keberhasilan serta kontinuitas perusahaan.
Di samping itu, pengelolaan satuan jam
kerja juga perlu mendapat perhatian. Pengelolaan satuan jam kerja yang
belum maksimal akan mengakibatkan pemborosan (inefisiensi) dalam
bekerja. Setiap pengusaha hendaknya dapat melaksanakan
ketentuan waktu kerja yang berlaku pada perusahaan tesebut. Dalam
usahanya memenuhi permintaan pasar, maka setiap pengusaha perlu mengatur
waktu kerja para karyawan secara lebih tepat dan memperhatikan kualitas
tenaga kerja guna menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan
perusahaan sehingga dapat meningkatkan penapatan para pengusaha
tersebut.
Para pengrajin genting di Desa
Karangasem dalam melakukan usahanya berusaha untuk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen dengan mengutamakan kualitas genting dan
melakukan diversifikasi produk genting guna meningkatkan pendapatan.
Namun, pendapatan dengan laba maksimal bukan satu-satunya tujuan utama
didirikannya suatu usaha karena ada tujuan lain yaitu kontinuitas usaha
dan perkembangan dalam usaha. Sedangkan pendapatan itu sendiri diterima
dari berbagai factor yang mendukung diantaranya modal kerja dan tenaga
kerja.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
peneliti, bahwa rata-rata para industri kecil pengrajin genting di Desa
Karangasem mengalami kekurangan modal kerja dan pengelolaan satuan jam
kerja belum maksimal. Sehingga diperlukan pengelolaan yang baik atas
modal kerja guna pengembangan usaha tersebut. Modal kerja dengan
kuantitas yang besar dapat memberikan peluang jumlah keuntungan yang
besar pula dibandingkan dengan keadaan jumlah modal yang relatif
kecil. Dengan jumlah investasi rata-rata sebesar Rp 1.000.000,-
pengrajin genting di Desa Karangasem mampu menghasilkan pendapatan
rata-rata sebesar Rp 2.000.000,- per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
permodalan yang cukup akan memberikan kesempatan yang lebih baik dalam
memperoleh pendapatan.
Para pengrajin genting yang ada di Desa
Karangasem Kecamatan Wirosari Kebupaten Grobogan selalu berpikir
bagaimana cara mengelola modal kerja yang minimal agar bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin guna memaksimumkan pendapatan.
Mereka menggunakan modal kerja tersebut untuk pengadaan bahan
baku (tanah liat), pembelian bahan penolong (kayu bakar, kulit
randu), dan pembayaran upah tenaga kerja. Oleh karena itu
diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang baik atas penggunaan
modal kerja. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas sehari-hari dalam
industri genting dapat berjalan lancar guna mempertahankan kontinuitas
perusahaan.
Selain modal kerja, pengelolaan satuan
jam kerja juga perlu diperhatikan karena pengelolaan satuan jam kerja
pada industri genting belum maksimal. Hal ini disebabkan usaha industri
kecil genting tersebut merupakan pekerjaan sampingan diluar pekerjaan
sebagai petani. Sehingga pekerjaan sebagai pengrajin genting
dilakukan secara part time disela-sela mereka menganggur. Oleh karena
itu jumlah tenaga kerja, pengalaman, dan kualitas tenaga kerja juga
harus diperhatikan karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi
operasional dan volume pendapatan industri genting di tengah ketatnya
persaingan.
Sejumlah penelitian baru-baru ini
mengungkapkan bahwa para pengusaha kecil ternyata mampu menyerap sekitar
40 persen hingga 70 persen angkatan kerja, serta menyumbangkan
sepertiga dari total output nasional yang secara resmi tercatat.
Mereka itu meliputi para petani kecil, pengrajin, tukang, pedagang
kecil, dan asongan, yang kebanyakan beroperasi di sektor ekonomi
informal, baik di perkotaan maupun di pedesaan (Todaro 2000:271). Usaha
untuk mengembangkan industri kecil memang terus dilakukan, akan tetapi
sekarang ini banyak hambatan yang mereka hadapi di tengah
perekonomian yang semakin terpuruk.
Para pengrajin genting di Desa
Karangasem dalam melakukan penerimaan tenaga kerja tidak melalui seleksi
secara khusus, seperti misalnya tidak memperhatikan tingkat
pendidikan, keahlian dalam mencetak genting. Sehingga dengan
keahlian tenaga kerja yang rendah mengakibatkan kurangnya ketrampilan
dalam melakukan kerja atau kesulitan dalam menghadapi suatu
permasalahan. Hal ini tentunya juga akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produksi genting yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
pendapatan industri genting tersebut.
Di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan mempunyai jumlah penduduk 8.628 jiwa terdiri
dari 4.407 laki-laki dan 4.221 perempuan. Dengan melihat jumlah
penduduk yang demikian besar maka tenaga kerja yang terserap pda
industri kecil genting ini juga cukup tinggi. Dengan jumlah 149 unit
usaha industri kecil pengrajin genting di Desa Karangasem mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 1.634 orang atau 38 persen dari jumlah keseluruhan
tenaga kerja yang terserap (Monografi Desa 2004). Hal ini menunjukkan
bahwa industri kecil genting menjadi tumpuan pendapatan bagi
penduduk di Desa Karangasem KecamatanWirosari Kabupaten Grobogan.
Topik penelitian ini telah banyak
dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Beberapa diantaranya adalah
Karsiyatun (2002) menyimpulkan “ada pengaruh antara pemanfaatan kredit
Bank dengan peningkatan pendapatan pada industri kecil
pengrajin genting di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen”, Mellinza
Ratna Kartikasari (2003) menyimpulkan “ada pengaruh antara kredit
Kopinkra Sutra Ayu dengan peningkatan pendapatan pengrajin
bordir di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”, Dewi
Wulandari (2004) menyimpulkan “ada pengaruh antara penggunaan kredit
BPR-BKK Plupuh terhadap pendapatan pedagang kecil di Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen”. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan lokasi dan waktu
yang berbeda dengan harapan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang
berbeda.
Mengingat sedemikian pentingnya
kedudukan modal kerja dan pengelolaan satuan jam kerja dalam
mempengaruhi pendapatan guna mempertahankan kontinuitas perusahaan
dan perkembangan usaha agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
industri kecil pengrajin genting maka peneliti tertarik untuk
mengangkat suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Kerja dan
Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin
Genting di Desa Karangsem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan”.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar