Nilai UN yang tidak dapat mencapai nilai minimal dan rata-rata minimal merupakan dampak dari penurunan motivasi dan minat belajar siswa. PERMENDIKNAS TENTANG UN SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2007/2008 DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL yang diterbitkan BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 2007 menetapkan bahwa peserta UN 2008 dinyatakan lulus apabila memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut :
Download Contoh Tesis Pendidikan, Tesis Manajemen Pendidikan dan Contoh Skripsi Pendidikan, menyediakan contoh judul tesis manajemen pendidikan dan skripsi manajemen pendidikan dalam bentuk MS-WORD.
Tampilkan postingan dengan label Tesis Pendidikan Teknologi Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tesis Pendidikan Teknologi Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP HASIL UJIAN AKHIR NASIONAL PRODUKTIF DI SMK NEGERI 2 KEDIRI (PEND-32)
Pembangunan merupakan proses terus menerus untuk mencapai kesempurnaan , Pembangunan di Indonesia mencakup berbagai sektor salah satu diantaranya adalah sektor pendidikan.
Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tersebut diatas tidak dapat diabaikan. Program pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan oleh dunia usaha merupakan konsumsi masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan memberi arti pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tersebut diatas tidak dapat diabaikan. Program pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan oleh dunia usaha merupakan konsumsi masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan memberi arti pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
KONTRIBUSI PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTEK DAN KINERJA INSTRUKTUR TERHADAP EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI PADA SEKOLAH MENENGAH ..(Pend-112)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi persaingan bebas. Sebagai salah satu sub sistem dari sistem pendidikan nasional, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, Pendidikan Menengah Kejuruan menempuh langkah-langkah kebijakan yang mengarah kepada kemampuan untuk mendukung terciptanya sumber daya manusia yang mampu menghadapi persaingan bebas melalui visi pendidikan menengah kejuruan, yaitu terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berstandar internasional dan nasional.
EFEKTIFITAS LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMP NEGERI 1 .... KAB. ....(PEND-104)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan / atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun dalam perjalanan hidupnya. Peningkatan dan pemerataan pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang mendapat prioritas utama dari Pemerintah Indonesia. Sistem Pendidikan Nasional yang sekarang berlaku diatur melalui Undang-Undang Pendidikan Nasional.
KONTRIBUSI PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN ETOS KERJA GURU TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN (Studi Diskriptif Analisis pada Persepsi ..(PEND-109)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia menjadi lebih baik. Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang Pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia sec`ra menyeluruh.
Kemampuan Penarikan Simpulan Dalam Berlogika Pada Siswa Kelas Xi Semester 2 Sma Persada Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010 (PEND-118)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang berakal. Dengan adanya akal manusia akan
dapat berpikir. Proses berpikir biasanya bertolak dari pengamatan indera atau
observasi empirik. Proses itu dalam pikiran menghasilkan sejumlah pengertian
dan sekaligus keputusan atau simpulan. Kegiatan berpikir itu sendiri sangat
diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa tersebut. Kegiatan
berpikir yang logis harus diikuti bahasa yang logis pula, agar informasi yang
disampaikan penutur dapat tersampaikan secara logis pula.
Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai
sarana pengembangan penalaran (Depdikbud, 1995: 1). Selain itu, dikatakan pula
bahwa salah satu tujuan pengajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat
mengungkapkan suatu hal secara jelas dan logis serta sistematis sesuai dengan
konteks dan situasi di berbagai bentuk dan ragam bahasa (Depdikbud, 1995: 2).
Oleh sebab itu, seorang guru atau pengajar harus mampu mengembangkan kemampuan
berlogika peserta didik melalui proses belajar mengajar.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN CTL DAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF SERTA GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMP NEGERI...(PEND-30)
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan pendidik. Siswa adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
PENGARUH PEMBELAJARAN KLASIKAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPA SISWA KELAS V DAN VI SD.. ...(PEND-10)
Proses pembelajaran dewasa ini, aktivitas yang menonjol terjadi pada siswa, guru lebih cenderung berperan sebagai fasilitator dan motivator, dalam hal ini guru berhadapan dengan benda hidup yang mempunyai karakterisktik yang berbeda, oleh Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, sudah banyak metode dan model yang diciptakan oleh pada ahli pendidikan dalam melalukan pendekatan agar ketiga ranah yaitu kognotif, afektif, psikomotor dapat tercapai secara utuh dan tidak terpotong – potong karena suatu aktivitas pembelajaran siswa terlibat secara menyeluruh tidak terpisah – pisah, secara byata yang dapat diamati habnya aspek afektif dan spikomotornya saja namun perlu disadari bahwa motor dari kedua aspek itu adalah kognitif.
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PENEMPATAN TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V DI SDN.....(PEND-3)
Peningkatan kualitas Pendidikan Dasar berdasarkan petunjuk dari Depdikbud ( 1996 ), khususnya pada sekolah dasar harus dilaksanakan secara terpadu, sistematis, bertahap dan berkesinambungan. Hal ini dilaksanakan terhadap :
1. Kesiswaan,terutama yang menyangkut aspek terjadinya drop out dan mengulang kelas, pembinaan pertumbuhan fisik siswa dan pembinaan mutu proses dan hasil belajarnya.
2. Ketenagaan, baik guru maupun non guru ;
3. Kurikulum serta sarana dan prasarana ;
4. Penyediaan dana dan pengelolaannya ;
5. Organisasi dan manajemen sekolah ;
6. Proses belajar mengajar
7. Kerjasama sekolah dan masyarakat melalui komite sekolah
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar terdapat banyak faktor penentu keberhasilannya. Akan tetapi yang dipandang sebagai kunci utamanya adalah pengelolaan sekolah, sedangkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan Sekolah Dasar tersebut sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.
Keberhasilan pengelolaan sekolah ditentukan pula oleh pengelolaan situasi dan kondisi kelas ( pengelolaan kelas ) pengelolaan kelas yang baik merupakan whana bagi terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan. Pengelolaan kelas yang efektif dan efesien harus didukung oleh motivasi dan kompetensi serta kreatifitas guru yang bersangkutan.
Bertolak dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keberhasilan peningkatankualitas pendidikan di sekolah dasar akan ditentukan oleh keberhasilan guru kelas dalam pengelolaan kelasnya yang lebih efektif.
1. Kesiswaan,terutama yang menyangkut aspek terjadinya drop out dan mengulang kelas, pembinaan pertumbuhan fisik siswa dan pembinaan mutu proses dan hasil belajarnya.
2. Ketenagaan, baik guru maupun non guru ;
3. Kurikulum serta sarana dan prasarana ;
4. Penyediaan dana dan pengelolaannya ;
5. Organisasi dan manajemen sekolah ;
6. Proses belajar mengajar
7. Kerjasama sekolah dan masyarakat melalui komite sekolah
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar terdapat banyak faktor penentu keberhasilannya. Akan tetapi yang dipandang sebagai kunci utamanya adalah pengelolaan sekolah, sedangkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan Sekolah Dasar tersebut sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.
Keberhasilan pengelolaan sekolah ditentukan pula oleh pengelolaan situasi dan kondisi kelas ( pengelolaan kelas ) pengelolaan kelas yang baik merupakan whana bagi terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan. Pengelolaan kelas yang efektif dan efesien harus didukung oleh motivasi dan kompetensi serta kreatifitas guru yang bersangkutan.
Bertolak dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keberhasilan peningkatankualitas pendidikan di sekolah dasar akan ditentukan oleh keberhasilan guru kelas dalam pengelolaan kelasnya yang lebih efektif.
PENGARUH INTERAKSI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA..... (PEND-51)
Lembaga pendidikan yang lebih tinggi berpendapat bahwa rendahnya kualitas out put adalah akibat dari masukan (input) yang diterima kualitasnya rendah. Sumber lain menyatakan bahwa daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan di sekolah masih sangat rendah. Prosentase daya serap pada tingkat sekolah dasar adalah 59% dari bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh murid sekolah dasar, sedangkan pada tingkat SLTP dan SLTA lebih rendahnya lagi daya serapnya yaitu 58% (Dirjen Dikdasmen 1983 : 3 ). Rendahnya daya serap siswa mungkin penyebab utamanya adalah strategi yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar kurang memadai atau kurang tepat.
PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA SMPN ...... (PEND-33)
Pada penyajian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam aktivitas pembelajaran yaitu: pendekatan faktual, pendekatan konseptual serta pendekatan keterampilan proses (Funk, 1985; Subiyanto, 1988).
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA... (PEND-48)
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan situasi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan baik untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR PPKN DENGAN PENDEKATAN METODA SIMULASI DAN PENDEKATAN METODA NON SIMULASI DI SMP PGRI LAMONGAN (PEND-57)
Pada pengajaran klasikal, ada anggapan bahwa semua peserta didik mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama, sehingga dalam waktu yang sama semua peserta didik dianggap akan mampu mencapai isi pelajaran yang sama (Subroto,1983). Anggapan ini sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan, karena pada kenyataanya di dalam kelas selalu ada peserta didik yang cepat, peserta didik yang rata-rata, dan peserta didik yang lambat dalam mengikuti pelajaran.
STRATEGI PENYAMPAIAN METODE CERAMAH DAN METODE DIALOG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN MORALITAS SISWA (PEND-39)
Pengembangan pendidikan adalah proses sepanjang hayat yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas proses produksi dan mempertahankan keseimbangan ekonomi. Sehubungan dengan pengembangan pendidikan untuk peningkatan kualitas, adalah proses kontekstual, sehingga kesetaraan pendidikan bukanlah sebatas menyiapkan manusia yang menguasai pengetahuan dan keterampilan yang cocok dengan dunia kerja pada saat ini, melainkan juga manusia yang mampu, mau, dan siap belajar sepanjang hayat (Hasbullah, 1999: 63).
PENGARUH TIPE POLA ASUH DEMOKRATIS – OTORITER DAN GAYA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BIDANG STUDI PKN DI KELAS VIII SMPN ..... (PEND-37
Konsep pola asuh otoriter menurut Gunarsa (1991:114) adalah merupakan cara didikan orang tua/guru yang dilakukan dengan mem-beri perintah secara paksa, dimana orang tua/guru menentukan aturan-aturan/kepatuhan-kepatuhan yang ada. Orang tua/guru sebagai peme-gang kekuasaan, dan anak tidak diberi kesempatan untuk mengemuka-kan pendapatnya walau akhirnya orang tua/guru memperbolehkan anak mengemukakan pendapatnyatetapi pendapat anak itu tidak diikutsertakan, orang tua/guru tetap sebagai pemegang kendali.
Pengaruh motivasi dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ngali (PEND-122)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari
pendidikan nasioal adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Peranan lembaga pendidikan, termasuk Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ngali sangat menentukan dalam mengajarkan
agama dan akhlak mulia dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada peserta didik. Karena itu peningkatan
kualitas berhubungan dengan berbagai unsur/pihak yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan perlu terus dilakukan agar mencapai hasil yang bagus. Perlu kita
ingat bahwa salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran adalah jika
siswa atau peserta didik memperoleh hasil belajar yang bagus/tinggi.
Hasil belajar merupakan penilaian suatu hasil pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru yang dilambangkan dengan angka-angka yang merupakan aktualisasi dari kemampuan
siswa. Berdasarkan hasil belajar tersebut guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan belajar siswanya. Jika hasil belajarnya masih rendah, seorang guru
harus berusaha menemukan kekurangan/hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik faktor internal dari
diri siswa itu sendiri maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah faktor psikologis. Dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam hal ini
pelajaran matematika adalah faktor minat dan motivasi. Minat diartikan sebagai
ketertarikan terhadap sesuatu .
PENGARUH METODE PENDIDIKAN GERAK DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SISWA KELAS VII SMPN (PEND-47)
“pendidikan jasmani di sekolah dasar dan menengah berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbnag, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktifitas system peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf, (d) memberikan kemampuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan.”
PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PERMAINAN (Penelitian Tindakan di Sekolah Dasar (Pend-86)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil survey nasional pendidikan (Tridjata, 1998: 1), sistem pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang bagi pengembangan kreativitas. Pendidikan di sekolah cenderung hanya mengembangkan kemampuan kognitif seperti pengetahuan, ingatan, penalaran dan mengabaikan pengembangan afektif bahkan psikomotorik. Padahal Torrance (1974: 4) menyatakan bahwa pengembangan afektif seperti kemampuan berpikir kreatif akan membantu seorang anak dalam mengatasi permasalahannya.
PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DALAM MENGEMBANGKAN KESADARAN KARIR ANAK (Studi Pengembangan Program Pada Kelas Atas Sekolah Dasar Islam Terpadu..(PEND-85
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Masa anak (childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Hurlock (1994:146) menyebut masa anak sebagai periode krisis. Masa krisis ditandai dengan suatu periode dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses. Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan menyesuaikan diri dengan orang dewasa dan dapat mempelajari berbagai keterampilan tertentu.
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KIT/SEQIP DAN PENGGUNAAN MEDIA LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SDN .....(PEND-24)
Menurut Goleman ( 2002 : 44 ) kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan , bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori ini sesuai dengan judul penelitian dengan memberikandifinisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relative baru dibandingkan IQ , namun beberapa penilaian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting IQ . Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi ( to manage life with intelegensi ) menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya ( the appropri ateness o f emotion and its expression ) melalui ketrampilan kecerdasan pengendalian diri , empati dan ketrampilan sosial .
Langganan:
Postingan (Atom)