Metode mengajar adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasilah pencapaian tujuan. Dalam interaksi tersebut, siswa diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran melalui metode dan alat untuk pengajaran yang dipelajari siswa dengan menggunakan metode dan alat untuk kemudian dinilai ada tidaknya perubahan pada diri siswa setelah ia menyelesaikan proses belajar mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran untuk mencapai pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah tujuan. Apabila guru dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan bahan pengajaran, situasi, kondisi, media pengajaran, maka semakin berhasilah tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Metode yang tepat untuk salah satu tujuan pengajaran, pembelajar, situasi, kondisi, media pengajaran, maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Metode yang tepat untuk salah satu tujuan pengajaran atau bahan pengajaran belum tentu tepat untuk pengajaran atau bahan pengajaran yang berbeda. Sehingga pemilihan metode mengajar merupakan hal yang spesifik pada interaksi belajar mengajar tertentu.
Namun ada ketentuan umum dalam masing-masing metode mengajar, khususnya metode mengajar Bahasa Indonasia. Guru dapat memilih metode yang tepat yang akan dilaksanakan berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan. Beberapa diantara metode yang dapat dipakai guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, khususnya Bahasa Indonasia, diantaranya adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi dan eksperimen pemecahan masalah.
Dalam mempelajari bahasa Indonasia perlu dilakukan usaha meningkatkan peran dan tugas guru di kelas. Hal ini penting diperhatikan karena efisien dan mutu pendidikan dapat dicapai jika didukung oleh peningkatan kualitas dalam melaksanakan tugas pembelajarannya, sebagaimana diungkapkan oleh Reigeluth (1983), peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan denan memperbaiki kualitas pengajaran.
Kualitas pembelajaran dapat ditempuh dengan meningkatkan pengetahuan guru tentang bagaimana memilih metode pengajaran yang tepat sehingga menjadi efektif, efisien dan menarik. Guru sebagai salah satu komponen kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran. Menurut Gagne ( 1992 ), tugas utama guru adalah mengaitkan seperangkat konsep yang telah diorganisasi dengan pengetahuan siswa sehingga informasi baru tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa. Oleh karena itu pembelajaran yang efektif dan efisien perlu dilakukan oleh guru. Akan tetapi dari praktek di lapangan sehari-hari, dapat kita jumpai kehidupan kelas yang menunjukkan aktifitas belajar mengajar bersifat klasikal, guru cenderung mendominasi kegiatan dalam proses belajar mengajar, hubungan langsung antara guru dan siswa cenderung bertingkahlaku pasif, yakni datang, dengar, baca dan tulis. Siswa hampir tidak pernah terlibat dalam proses pengambilan keputusan pengajaran. Tatap muka siswa dengan siswa hampir tidak pernah dikerjakan dengan berbagai alasan, misalnya seting kelas tidak memungkinkan jumlah siswa terlalu banyak. Agar siswa terlibat aktif dalam proses belajar dan dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangatlah diperlukan suatu metode pengajaran yang sesuai.
Agar Bahasa Indonasia yang dipelajari siswa di SMAN 2 Maumere dan SMA Yohanes Paulus II Maumere dapat dipakai siswa sebagai alat komunikasi, alat tukar menukar pengalaman dan pikiran sebagai dasar untuk meningkatkan kemampuan bahasanya secara mandiri, maka menurut peneliti perlu dilakukan penelitian eksperimen dalam penggunaan metode atau pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran bahasa Indonasia di SMA Negeri 2 Maumere dan SMA Yohanes II Maumere.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning ) dapat dijadikan alternaltif strategi belajar yang lebih memperdayakan siswa. Pendekatan CTL ini sangat cocok untuk menyampaikan pelajaran, karena pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Jadi dalam hal ini, strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam berprestasi seringkali juga dikaitkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Kekhasan (dalam Panjaitan , 1993:14), mengatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi selalu berusaha menyelesaikan tugas dengan baik, membandingkan prestasi diri sendiri dengan prestasi sebelumnya atau prestasi orang lain.
Temuan penelitian sebelumnya, Morgan ( dalam Panjaitan 1993 : 16 ), menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten yaitu disatu pihak menemukan bahwa tinggi rendahnya tingkat motivasi berprestasi tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar siswa, sedangkan dipihak lain menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi berprestasinya rendah.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus