Teknologi pendidikan bukan hanya terbatas pada hardware seperti telah diurikan diatas, akan tetapi haruslah mencakup aspek software yaitu mendesain urutan atau langka-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode panyajian yang serasi serta sistem evaluasi pencapaian atau keberhasilan siswa.
Sekolah yang merupakan komponen penting dalam pendidikan, senantiasa berusaha untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa melalui berbagai macam cara. Pengadaan dan pemenuhan sarana dan prasarana serta media pendidikan, peningkatan kualitas guru, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas proses belajar mengajar itu sendiri. Peningkatan kualitas hasil belajar siswa tentunya dengan pemanfaatan hardaware (media) dan software (metode/langkah kerja) yang sesuai dengan tujuan mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum.
Mata pelajaran KKPI ( ketrampilan komputer dan pengolahan informasi ) merupakan salah satu mata pelajaran kelompok adaptif dalam kurikulum SMK 2004 dan Kurikulum KTSP. Mata pelajaran ini pada kurikulum sebelumya yaitu kurkulum SMK edisi 99 dengan nama komputer. Perubahan nama dari komputer ke KKPI hanyalah untuk lebih menegaskan akan tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa diharapkan bukan saja mempunyai ketrampilan dalam mengoperasikan komputer tetapi disisi lain ia juga dituntut untuk menggunakan komputer untuk mengolah data dan menyajikannya menjadi informasi yang berguna untuk peningkatan kompetensinya.
Sejauh pengamatan penulis di SMK Negeri 1 Maumere, hasil belajar KKPI, masih jauh dari harapan. Ada terdapat perbedaan atau defiasi yang besar antar perolehan nilai tertinggi dan terendah. Nilai tertinggi 7,0 dan terendah 2,0. rendahnya prestasi belajar KKPI ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1) kualitas guru mencakup latar belakang pendidikan serta pengalaman mengikuti diklat sesuai bidang ajar masih kurang, 2) kurang tersediannya sarana-prasarana, 3) penggunaan metode pengajaran yang kurang sesuai, 4) kurangya motivasi belajar siswa, 5) model pembelajaran yang kurang menarik dan interaktif.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru disekolah kebanyakan tidak membangun motivasi dan potensi otak, melainkan menghambat perkembangan potensi otak. Siswa masuk ruang belajar bukan karena tertarik tetapi lebih dikarenakan aturan dan jadwal. Suasana belajar membuat siswa jenuh dan bosan. Peserta didik dipaksa mendengarkan dan menerima semua informasi dari guru dan harus mentaatinya. Tidak ada waktu bagi siswa untuk mengembangkan pola berpikirnya sendiri. Penggunaan metode pembelajaran kurang variasi, karena guru beranggapan bahwa semua siswa adalah sama ( identik ). Padahal sesungguhnya potensi siswa tidaklah sama (seragam) satu dengan yang lainnya. Gaya belajar mereka, kemampuan, bakat, bahkkan psikologi mereka cukup bervariasi.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar