Dasar kompetensi dapat menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai yang diamanatkan dalam Undang –Undang Dasar 1945.
Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 mengatakan setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat 2 mengatakan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.
Peningkatan mutu lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas praktisi pendidikan, yaitu kualitas pembelajaran. Guru dituntut untuk mampu mengembangkan cara mengajar dan belajar siswa. Jadi semua komponen MIPA haruslah dapat membantu terlaksananya pembelajaran dengan sistem pembelajaran aktif dan kreatif serta menyenangkan bagi para siswa. Oleh karena itu guru dapat mengembangkan model pembelajaran dan strategi yang digunakan dalam belajar mengajar serta perlu adanya pemberian motivasi belajar dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sasaran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang digalakkan pemerintah di bidang pendidikan adalah tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan peradaban serta ketangguhan dan daya saing bangsa. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan pengembangan dan penunjangan berbagai teknik produksi, teknologi, ilmu pengetahuan terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang, dinamis, dan efektif untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mempelajari Biologi hendaknya menggunakan strategi dan metode yang tepat agar siswa mampu memahami konsep-konsep Biologi. Dalam pembelajaran Biologi hendaknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang guru agar memantapkan berbagai konsep IPA (Biologi) anak didik. Mata pelajaran Biologi dapat membosankan dan menjenuhkan karena lebih banyak menggunakan istilah-istilah Latin yang kurang dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dewasa ini muncul berbagai pendekatan pembelajaran sebagai alternatif dalam pemecahan masalah kesulitan belajar.
Pembelajaran kontekstual (CTL) dijadikan alternatif yang dapat memberdayakan siswa. Pembelajaran dengan menerapkan strategi kontekstual kelas dapat berfungsi sebagai tempat mendiskusikan hasil penemuan di lapangan. Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Proses Pembelajaran kontekstual (CTL) dapat berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi dan proses pembelajaran ini lebih dipentingkan dari pada hasil.
Pengertian Pembelajaran adalah ”upaya untuk membelajarkan siswa” (Degeng, 1990; 2). Upaya tersebut tidak hanya berupa bagaimana siswa belajar sendiri, melainkan bertujuan dan terkontrol. Lebih lanjut Degeng (1990:2) mengemukakan bahwa pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat perancangan (desain) upaya membelajarkan siswa. Guru senantiasa mengupayakan perbaikan kualitas pembelajaran melalui berbagai usaha yang langsung berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu usaha guru adalah memberikan atau mendorong motivasi belajar kepada siswanya. Motivasi atau minat siswa bertujuan agar siswa senantiasa rajin belajar merupakan tugas guru sebagai motivator. Rendahnya motivasi belajar siswa disebabkan karena beban belajar siswa yang berlebihan. Keberhasilan atau kegagalan siswa seringkali dikaitkan dengan tinggi rendahnya motivasi belajar.
Berdasarkan masalah yang ditemukan di atas, jika diidentifikasikan dengan permasalahannya yang selanjutnya mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar siswa maka ditemukan masalah-masalah yang sedemikian kompleks termasuk kemungkinan adanya faktor-faktor yang tidak diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar